Tuesday, November 1, 2011

gelora nafsu sepupuku - 2

7302


Badannya menggelinjang membikinku makin berbirahi untuk terus mencumbunya. Sekarang tanganku mulai beroperasi di kawasan bawah, kubuka celana pendeknya hingga sekarang cuma mengenakan celana dalam saja, rupanya celana dalamnya telah basah. Akhirnya kulepas sekasarin, sehingga tampak memeknya yang masih kencang dan ditumbuhi rambut yang tidak banyak, membikin kemaluanku makin tegang.



Kubersihkan memeknya dengan bekas celana dalamnya. Kemususan kupandangi dan kuusap-usap dengan penuh perasaan, Eva tampak sangat menikmati sekali, dan detik jheriku menyentuh itilnya, Eva menggelinjang dengan keras. Sementara itilnya masih kuusap-usap dengan jheriku, Eva makin menggesarit-sarit. Pada detik itu aku ingin sekali mencium memeknya, karena telah tteriaksang sekali. Saat aku mau menunduk untuk mencium, kuangkat tanganku tapi pada detik itu dia langsung merapatkan kedua pacuma dan badannya tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa detik.



“Aahhkk.. Oohh.. Kak, aahh!”



Akhirnya Eva diam beberapa detik, kudiamkan saja, sebab dia baru saja merasakan klimak. Tubuhnya tergeletak lemas, aku jadi kasihan sehingga senjataku juga ikut-ikutan turun. Dengan penuh rasa kasih akung aku menghampirinya, duduk di pembheringan sejajar dengan toketnya dan menghadap ke arah wajahnya. Tubuhnya kututupi dengan selimut. Kubelai rambutnya dan kucium keningnya, rupanya dia terharu dengan perilakuku. Baru saja aku mau berdiri, tanganku diraihnya, kemususan aku duduk lagi, tahu-tahu tangannya telah ada di atas pahaku.



“Kak, baru kali ini Eva merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmatnya, sebab yang namanya disentuh oleh laki-laki Eva gak pernah, apalagi pacaran. Jadi Kakak ialah orang yang pertama yang menyentuh Eva, tapi Eva bahagia kok Kak. Tadi Eva merasakan nikmatnya sampai tiga kali Kak, Eva sangat puas Kak!”



Dalam hatiku bertanya mengapa bisa sampai 3 kali, padahal aku kira cuma sekali. Pantas dia langsung KO. Mungkin karena dia tidak pernah dijamah laki-laki, jadi tubuhnya sangat birahi sekali.



“Kok diam saja, Kak? Apa Kakak juga udah puas?” tanyanya.


“Eva nggak usah pikirin Kakak, yang penting kamu telah dapat merasakan nikmatnya orang bercumbu yang sewajibnya belum boleh kamu rasakan. Sekarang Kakak mau bteriakkat bekerja dulu, oke!” kataku.


“Kak bagaimana caranya biar Kakak juga bisa merasakan nikmat”, katanya dengan lugu. Tangannya yang masih ada di atas pahaku tahu-tahu telah melepas sabukku dan membuka celanaku.


“Biar Eva juga mau pegang mempunyai Kakak seperti tadi Kakak pegang mempunyai Eva, tadi waktu Kakak pegang memek Eva dan mengusap-usap, Eva memperoleh kepuasan luar biasa, berarti kalau mempunyai Kakak Eva pegang dan diusap-usap pasti Kakak juga merasa nikmat”, katanya sok tahu.



Sekarang celana dalamku telah terlihat dan Eva mulai memegang dan meremasnya dheri luar. Kemaluanku jadi tegak dan menyembul keluar dheri celana dalamku. Dia terkejut dan takjub, “Wuah besar sekali.” Kalau telah begini aku jadi lupa lagi dengan diriku, aku menurunkan celana dalamku agar dia dapat leluasa memainkannya. Kemaluanku yang telah sangat tegak digenggamnya dengan telapak tangannya dan diremasnya.



“Akh.. Eva, enaakk”, dia tambah bersemangat. Jheri-jherinya mengusap-usap kepala kemaluanku.


“Eva, teruskan akung..” kataku dengan ketegangan yang makin menjadi-jadi. Aku merasa kemaluanku telah keras sekali. Eva meremas dan mengurut kemaluanku makin cepat.


“Eva!” seruku.


“Kakak akan terasa lebih nikmat kalau Eva mau menciumnya!”



Kemususan kupindahkan kepalanya di pahaku dan toketnya menempel dipunggungku, aku ajheri dia, mulanya kusuruh cium kontol kemaluanku kemususan kusuruh jilati dengan lidahnya. Aku merasakan sesuatu yang lain yang tidak kualami jika dengan biniku, mungkin karena Eva masih cewek, lugu dan tubuhnya gak pernah dijamah sedikitpun oleh laki-laki.



Rupanya Eva juga menikmati dan mulai tteriaksang. Karena posisi kami kurang bebas, aku membimbing Eva bangun dheri pembhering dan duduk di lantai sedangkan aku tetap duduk di pembhering, sehingga mukanya tepat di depan selangkanganku. Kini dengan leluasa dia dapat melihat kemaluanku yang makin keras. Kemaluanku terus dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membikin birahinya mencapai puncak.



Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke arah kemaluanku dan bibirnya mengecup kepala kemaluanku, tangannya memegang pangkal kemaluanku. Mulutnya mulai ditempelkan pada kepala kemaluanku dan lidahnya kusuruh menjilati ujungnya. Dan aku mulai menyuruhnya untuk dikulum di dalam mulutnya, mulutnya mulai dibuka agak lebar dan kemaluanku bagian ujungnya mulai dikulum, aku makin keenakan.



“Eva.. ennaak! Terus akung, masukan terus lebih dalam lagi, nah.. Begitu akung.”



Rambutnya kuusap-usap dan kepalanya slow-slow kutherik kemususan kudorong lagi ke arah kemaluanku. Rupanya dia tahu maksudku, kemususan dia maju mundurkan kemaluanku di dalam mulutnya. Aku merasa telah nggak tahan, apalagi pada waktu Eva melakukannya makin cepat. Ketika aku merasa pejuhku mau keluar, slow-slow kutahan gerakan kepalanya, maksudku mau menherik kemaluanku keluar dheri mulutnya. Tetapi dia malah melawan gerakanku, dengan memegang pangkal kemaluanku lebih kuat dan mempercepat gerakannya. Akhirnya aku tidak dapat membatalkan lebih lama lagi..



“Aahh, aahh, aahh..!”



Spermaku keluar di dalam mulutnya dengan rasa nikmat luar biasa dan badanku sampai tersentak-sentak. Kemususan kemaluanku kutherik dheri mulutnya. Aku melihat di mulutnya belepotan dengan pejuhku, kuangkat dia dan kududukkan di pahaku, tanganku yang sebelah kiri menopang kepalanya, sgilagkan tanganku yang kanan membersihkan mulutnya.



“Kamu pintar sekali, Kakak memperolehkan kepuasan yang luar biasa”, kataku berbisik.


“Eva.. Juga Kak, sekarang Eva merasakan tulang-tulang Eva seperti lepas!” Kemususan kuangkat tubuhnya yang masih telanjang, kurebahkan di pembheringan. Aku sendiri merapikan baju dan langsung pamit balik.



Setelah kejasusan tersebut aku sangat merasa menyesal, tapi lagi-lagi telah terlambat, tapi hatiku mengatakan tidak ada yang terlambat, lebih baik terlambat dheri pada tidak sama sekali. Aku kembali berjanji dalam hatiku cukup sampai di sini.

- - - TAMAT.

No comments:

Post a Comment